Senin, 29 Maret 2010



Bintang Bunting merupakan novel kedua karya Valiant Budi Yogi, setelah Joker--ada lelucon di setiap duka.
Penerbit: GagasMedia.
Editor: Mumu Aloha.
Cover Designer: Willy Apriando


“Bener-bener kaya mimpi….
Kalo emang iya, moga-moga gak akan pernah kebangun.
Kalo kebangun moga-moga beneran kejadian.”

Bagi Audine, batas antara mimpi dan alam nyata begitu tipis. Bahkan, Audine membutuhkan Mada, sang peramal, dan petunjuk dari gambar bintang untuk bisa membedakan:mana mimpi-mana kenyataan.

Audine lupa, bintang yang ia gambar tidak seperti mitos bintang jatuh. Make a wish and your dream will come true. Setiap coretan garis bintang membawanya pada sebuah kenyataan. Sayang, kenyataan tak selalu sesederhana yang terlihat, ia bisa lebih kejam dari fantasi di alam mimpi.

Namun, saat tak ada harapan dalam keputusasaan, ternyata bintang-bintang itu memberi petunjuk lebih dari yang dibutuhkan....

Dan kali ini, tak ada pilihan lain bagi Audine selain tetap terjaga!

Selasa, 12 Mei 2009

Review Bintang Bunting by Skylashtar Maryam

Pas baca bagian awalnya deg-degan plus sedih, karena khawatir udah ngecewain pembaca... tapi.... baca sendiri aja, ya :)
Terima kasih, Maryam :)

KEPADA AA VALIANT BUDI
[Ikut-ikutan gaya resensi Mba Rini Nurul Badariyah]
Dasar! Gue nggak nyangka aja novel lu bakal kayak gitu. Padahal gue udah bela-belain janjian ma tukang ojek supaya dianter ke BCS sehabis pulang kerja cuma buat beli novel lu.

Gue dah nyasar-nyasar di sana karena nggak bisa ngebedain mana lantai dasar dan mana lantai satu. Tanya-tanya di mana letak toko buku Gramedia sama mbak-mbak penjaga konter pakaian dalam, yang ternyata juga nggak tahu di mana letak tokoknya. Sebab selama setahun kerja di sana, dia sama sekali belum pernah keluar sarang.

Setelah sampai di toko buku harapan gue satu-satunya itu, gue bela-belain jongkok-jongkok, nungging-nungging, berusaha ngacak-ngacak rak, nyariin novel lu. Nggak nemu-nemu. Damn!

Dengan raut putus asa, akhirnya gue tanya sama mbak-mbak pramuniaga yang mengerutkan keningnya sampe keriput waktu gue tanya, "Mba, ada novel Bintang Bunting karya Valiant Budi nggak?" Si mbak menggeleng-geleng dengan wajah ragu. Untungnya dateng mas-mas yang keliatan lebih senior. Gue dianterin ke jajaran novel lu yang ternyata nongkrong di bagian depan toko. Beuh! Kenapa juga gue lupa bawa kaca mata.

Sempet juga gue nyasar waktu mo pulang dari sana. Harusnya naik angkot jurusan Dapur 12-Jodoh yang ke arah Jodoh. Eh, ternyata gue berada di seberang jalan yang salah. Hampir-hampir gue kebawa ke Panbill sana. Untungnya gue memegang teguh istilah 'malu bertanya sesat di jalan', akhirnya sampai juga ke rumah tanpa kekurangan sesuatu apapun. Yah, meski tetap buta arah.

Setelah perjuangan yang super panjang dan melelahkan itu, ternyata novel lu kayak gitu? Sungguh tidak mengecewakan. Ternyata nggak sia-sia gue jadi orang bego di BCS mall.

Gue ikutan ngeri karena Audine tidak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan. Kejadian demi kejadian ganjil bertumpukan hingga kadang membuat Audine histeris tak karuan. Bahkan terserang vertigo sampe sering pingsan.

Waktu Audine menemukan Adam suaminya di tempat tidur dengan cewek lain. Gue juga bertanya-tanya, itu mimpi atau bukan sih? Untuk menemukan jawabannya, gue malah latah gambarin bintang juga. Dan tentu saja terus membaca dengan dada berdebar-debar.

Raeli? Kok lu bisa sih punya tokoh yang kayak gitu? Ide dari mana tuh? Keren, tauk! Raeli kan takut banget ma kematian en cara kematiannya sendiri. Bagi dia, segala sesuatu bisa saja berbahaya dan siap merenggut nyawanya. Tempat yang paling rawan, bisa saja merupakan tempat paling aman. Tapi...hal itu bisa jadi malah kebalikannya. Hiyyyy tiba-tiba gue nggak mau deket-deket jembatan layang, nggak mau lagi nongkrong di Barelang. Gue juga jadi emoh bawa mobil sendirian [Heuh, emang gue bisa nyetir mobil? Punya mobil aja kagak]

Gue malah sebel sama Mada, sang peramal yang pandai membaca garis tangan. Well, karena gue ilfil aja ma yang namanya ramal-meramal. Boleh kan gue subjektif.

Tahu nggak? Gue kira ini novel science-mistery [genre apaan nih?], ternyata gue salah, karena ini bukan sedangkal yang gue kira.

Dan endingnya...Heuh! Puih! [dibaca dengan efek nada sinis dan tatapan bengis ala Miss Bling Bling]. Gue kira bakalan se-sederhana seperti kebanyakan novel-novel Indonesia yang pernah gue baca. Ternyata nggak. Lu berhasil bikin gue blingsatan menahan kantuk saking asyiknya baca.

Gue puas banget baca novel lu. Beneran! Pantes aja lu jadi Nominator Penulis Muda Berbakat di KLA [Khatulistiwa Literary Award] 2007.


Warning:

Tulisan ini sengaja dibuat sedemikian rupa agar Anda juga menjadi penasaran seperti saya dulu. Apabila Anda merasa nanggung, silakan dapatkan kisah selengkapnya dengan usaha Anda sendiri. Caranya? Belilah novel tersebut di toko-toko buku terdekat. Beli, jangan cuman minjem. Ini untuk membangkitkan industri perbukuan Indonesia. Kalau bukan Anda, siapa lagi yang bisa berpartisipasi? [Kok kedengerannya kayak iklan layanan masyarakat ya?] :D

-sky-

Sabtu, 09 Mei 2009

Review Bintang Bunting by Anggi Marpaung

Terima kasih, Anggi :)

uhmmm.. uda selesai baca, dan sekarang saatnya review-review-review
huehehehehehe..
kalo joker aq kasi bintang 3, Bintang Bunting aq kasi bintang 4.
makin-makin aja dah novelnya.. makin bikin bingung kamsudnya.. huehehehehe..
kalo aq bilang si, BinBun ni termasuk novel thriller psikologis (*sotoy mode:on bgt dah gw*)
dan baca ni novel, lo bakal nemuin sensasi kek pas baca novelnya Dan Brown (*itu dah yang aq rasain..deg2an, bingung, kbawa ritme novelnya, dan endingnya booo.. mengejutkan..*)

masi dengan gaya bahasa yang sama dengan Joker (*bahasanya masa kini sekalee..)
dengan teka-teki yang sama, dan dengan ending yang tetep bikin pnasaran buat nebak..
" eh..kira, yang gw maksud bener gak si???"
tapi ni novel biarpun idenya lebih simpel dari Joker, tapi ceritanya lebih trhriller .. hehehehehe..
mantab de pokoknya.. secara novel model kek gini rasanya jarang ditulis ma penulis Indonesia..

dan yang paling aq suka dari novelnya Valiant adalah, gmn dia bisa bikin hal-hal dan kejadian sederhana, jadi filosofis, dan di novel ini keknya bakal diajak banyak merenung soal kematian de..

buat yang pengen baca novel yang gak cuma cinta2an, dan humor, baca ni novel de.. beda boo..

dan baru nyadar, pemilihan judulnya mang pass bett..


ni sinopsinya (*aq ambil dari cover novelnya ajah..hehehehe..)

" bener-bener kayak mimpi..
kalo emang iya, moga-moga gak akan pernah terbangun.
kalo terbangun, moga-moga beneran kejadian.."

Bagi Audine, batas antara mimpi dan alam nyata begitu tipis.Bahkan, Audine membutuhkan Mada, sang peramal, dan petunjuk dari gambar bintanng untuk bisa membedakan:mana mimpi-mana kenyataan.

Audine lupa, bintang yang ia gambar tidak seperti mitos bintang jatuh.make a wish and your dream will come true.setiap coretan garis bintang membawanya pada sebuah kenyataan. Sayang kenyataan tak selalu sesederhana yang terlihat, ia bisa lebih kejam dari fantasi di alam mimpi..

Namun, saat tak ada harapan dalam keputusasaan, ternyata bintang-bintang itu memberi petunjuk lebih dari yang dibutuhkan... Dan kali ini, tak ada pilihan bagi Audine selain tetap terjaga !

"Bintang Bunting menyeruak dari gelapnya rimba tulisan yang monoton di Indonesia" (Pandji Pragiwaksono & Gamila -Announcer-Rapper-Singer)

***


hmm..
lagi-lagi 1 kata
Unpredictable..
ide ceritanya simpel, cuma bisa dibuat semenarik itu, dan lo gak bakal nemuin jawaban dari ni novel, sampe lo selesai ngbacanya..
(*pinter ya boo yang nulis.. hahahahaha..)

dan, sampe sekarang, tokoh Raeli masi bikin aq bertanya-tanya.. ni keknya penulisnya pengen mengpublish kepribadiannya sendiri de.. coz pernah baca gitu di cover novel Joker, dia punya kebiasaan mirip tokoh Raeli di novel ini.. hahahhaha..

aq gak mo crita novelnya dengan detail..
ntar buat yang mo baca, jadi gak pnasaran lagi.
coz serunya baca ni novel ya karena nebak "teka-teki" di dalamnya..

selamat membaca

Diambil dari mioblackcute.multiply.com

Kamis, 07 Mei 2009

New days, new reviews!

Aaaah bahagia tiada lima.... terima kasih sebanyak-banyaknya buat zacanopus.blogspot.com dan bibliotique.multiply.com :)

Bukan Seorang Bintang yang Bunting

Judul buku : Bintang Bunting
Penulis : Valiant Budi
Penerbit : Gagas Media
Tebal : 321 halaman

Buku ini memang gila. Sekali lagi benar-benar gila. Di halaman pertama saja Valiant sudah menohok kita dengan kegilaan. Bagi kamu yang normal, untuk bisa membaca halaman pertama kamu diharuskan untuk membalik buku ini 180 derajat. Maka terbacalah halaman pertama,

“Kalo kamu pikir
Bintang Bunting
Menceritakan seorang gadis cilik
bernama Bintang yang hamil
di luar nikah,
maaf...,kamu salah ”

dan Valiant benar-benar membuktikan bahwa bukunya ini tidak menceritakan demikian. Tak ada seseorang bernama Bintang. Tak ada gadis yang bunting. Apalagi di luar nikah.
Penasaran? Pasti. Saya sendiri sangat penasaran dengan halaman-halaman awal, juga halaman tengah, apalagi halaman akhir.

Menurut saya, Valiant sangat mahir memainkan plot, meramu kata, menyuguhkan tanya dan membuat pembaca menjadi hantu penasaran. Hahaha. Sangat tidak mengherankan bila buku ini tercatat sebagai nominator Khatulistiwa Literary Award 2007.
Bintang bunting menceritakan tentang seorang wanita bernama Audine yang punya penyakit aneh. Audine tidak bisa membedakan antara mimpi dan kenyataan. Karena mimpi-mimpi yang dialaminya terasa begitu nyata. Audine punya dua cara yang cukup ampuh untuk mengatasi penyakitnya ini. yaitu dengan bintang dan Mada. Mengenai bintang, yang dimaksud disini adalah gambar bintang. Setiap kali ada kejadian yang dirasa aneh atau penting, Audine akan menggambar satu garis bintang di sebuah kertas yang selalu ia selipkan di ikat pinggangnya.

Dengan begitu Audine akan tau kejadian itu terjadi di alam mimpi atau alam nyata. Karna bila Audine hanya bermimpi, garis bintang itu tentu saja tidak akan ada muncul di kertas nyata. Sedangkan Mada? Mada adalah seorang peramal dan semacam penasehat Audine. Audine sangat percaya pada Mada yang seorang clairvoyance. Mada bisa melihat dan mengetahui apa yang sedang dilihat dan sedang dilakukan Audine.

Suatu kali Audine melihat secara langsung Adam, suaminya sedang berselingkuh dengan wanita lain, di apartemen miliknya. Audine sudah marah-marah, meledak-ledak, menghancurkan perabot apa saja yang ada di dekatnya. Tapi sim salabim!! Ketika Audine terbangun semuanya ternyata tidak pernah terjadi. Tidak ada sisa-sisa perabot berantakan, bahkan Satpampun mengaku bahwa tidak melihat Adam pulang ke Apartemen. Dan yang paling meyakinkan Audine bahwa ia sedang bermimpi adalah. Satu garis Bintang yang hilang di kertasnya.

Selain itu diceritakan juga seorang Reali. Pengusaha salon sekaligus sahabat Audine. Reali ternyata tak kalah anehnya dengan Audine, karena Raeli sangat terobsesi atau barangkali paranoid dengan kematian. Saking parnonya Reali bahkan pernah berkata, “ bisa jadi benda-benda yang lo anggap paling aman di sekitar lo , justru benda yang akan ngebawa lo ke alam kubur”. Bahkan majalah pun bisa jadi ‘benda alam kubur itu’.Halaman-halaman berikutnya kita dibawa untuk menyusuri masalah-masalah yang di alami Audine karena mimpinya dan Reali dengan pikiran kematiannya. Dapatkah Audine menyembuhkan penyakit anehnya?

Cerita yang terputus-putus dan terkesan tidak nyambung membuat pembaca harus mengerutkan dahi. Saya sendiri sangat susah membedakan mana bagian cerita yang merupakan mimpi Audine dan mana yang tidak. Tapi, saya kira inilah justru yang menjadikan nilai plus pada Novel ini. rasa penasaran membuat pembaca seperti saya ini tidak akan mandeg di tengah jalan ketika membaca Novel ini. Apalagi akhir yang tak terduga dan mengejutkan membuat Novel ini layak mendapat empat acungan jempol.
Tidak akan rugi menyisakan uang saku atau uang belanja untuk membeli buku ini. Segera serbu Toko Buku terdekat.


Rabu, 28 Januari 2009

Surat tercinta dari pembaca andal

Kepada Valiant Budi,

sungguh peristiwa langka aku naksir buku berdasarkan penampilan fisiknya lebih dahulu. Sejak menemukan perbincangan di google dan sejumlah blog mengenai novelmu ini, judulnya saja sudah menyiratkan pertanyaan [baca: kepenasaranan] di benakku. Bintang Bunting, berdenting-denting. Aku sudah mulai menyusuri toko buku, sampai terbungkuk-bungkuk di setiap rak tapi tak ketemu. Jelas saja, lha wong ndak tahu kavernya kayak gimana..malah nekat menelusur. Sungguh pembeli buku yang payah..

Oleh karena itu, aku sangat bahagia tak terkira sewaktu seorang sahabat menghadiahkan novel keduamu ini. Katanya: kavernya Mbak Rini banget, misterius tapi feminim [feminin maksudnya]. Entah darimana dia dapat kesimpulan itu, tapi yang jelas..aku langsung terpesona pada sampul BB ini.

Valiant, layout dalam buku menyedotku untuk terus membaca. Paragraf awalnya, sarat hal-hal yang ingin kusimak lebih jauh padahal biasanya aku selalu melompati deskripsi. Tapi bahasa yang kau gunakan, banyaknya aksi, membuat plot bergerak terus dan tak pernah membosankan. Aku terus mencari tahu, siapa si Bintang dan kenapa dia bunting? Padahal jelas di depan, kau sudah tulis: Kalo kamu pikir Bintang Bunting menceritakan seorang gadis cilik bernama Bintang dan hamil di luar nikah, maaf..kamu salah.

Aku menyukai selera humormu. Takarannya begitu pas, tidak kelewat pedas, tidak kelewat pahit, tapi membuatku terkikik dan terbahak di berbagai kesempatan. Oke, ini bukan novel humor meskipun Gagas Media terkenal dengan produksi bergenre itu. Namun melalui Adam, Audine, Raeli, dan Mada, aku tersadar bahwa betapa banyak hal yang bisa ditertawakan dalam hidup..termasuk menyangkut diriku sendiri. Salah satu contohnya, soal Engko Hasan yang 'menelaah' pantat Raeli.

Valiant yang baik,

aku menyukai diksimu yang kaya dan meriah. Walau setting dan ide dasar cerita BB berkisar metropolitan dan anak muda masa kini, kau pintar memilah frasa. Misalnya 'mi, makanan tanpa identitas rasa' atau seperti kalimat dialog di bawah ini:

"Kita memang terbiasa buat menyediakan masalah. Masalah itu kayak air yang mengaliri setiap rongga-rongga cetakan es yang siap menjadi es batu." (hal.29)

Valiant,

aku belajar mengenai karakterisasi. Audine yang tak dapat membedakan mimpi dengan kenyataan, Raeli yang seakan terobsesi kematian, Adam yang dibuat sinting oleh pekerjaan di biro iklan dan Pingkan [asistennya?] yang malah menambah tekanan itu dengan ketidaknyambungan otaknya di banyak kesempatan, Mada si peramal misterius, bahkan Kerto yang tak boleh dipandang sebelah mata karena dialah teman dialog Raeli yang cukup bermutu. Aku menyimak pula ucapan Om Harry mengenai keimanan, sambil terus mengamati bintang-bintang yang selalu menemani Audine ketika ia tersentak dari mimpi yang mengejutkannya.

Awalnya, aku menduga Raeli seperti benang lepas. Namun perannya di cerita tak terbantahkan. Dialog-dialog para karakter di sini menunjukkan bahwa anak muda tidak selalu omong kosong dan berotak melompong, tapi peduli pada banyak persoalan sampai ke dicoretnya Pluto dari daftar planet segala. Kalau boleh memilih, karakter favoritku adalah Raeli. Aku sangat menyenangi pernyataannya mengenai surga dan neraka, yang akan kuingat baik-baik. Beberapa hal dalam dirinya mirip kepribadianku, kecuali paranoidnya terhadap kuman.

Meski BB adalah bukti kerjasama penulis dan editor yang harmonis, Valiant, ada juga terpelesetnya. Di halaman 95, adegan parkir, Audine menjadi Raeli di satu paragraf.

Satu hal yang sangat menggedor, tebakanku di akhir cerita meleset.

Aku setuju dengan pendapat Panji dan Gamila di kaver belakang: Bintang Bunting menyeruak dari gelapnya rimba tulisan yang monoton di Indonesia.

Valiant, pendek kata..aku iri sekaligus bangga pada penulis muda berpotensi besar dan bertalenta sepertimu. Teruslah berkarya, dan semoga aku dapat menemukan Joker yang mengantarkanmu ke kursi nominator Khatulistiwa Literary Award tahun 2007.

Semoga genre thriller yang kulekatkan pada Bintang Bunting tidak membuat calon pembaca alergi, karena toh gayamu mengolahnya adalah sesuatu yang baru dan tidak patut dilewatkan.

Diambil dari http://sinarbulan.multiply.com/journal/item/409/Ulasan_Novel_Thriller_Bintang_Bunting

Kamis, 22 Januari 2009

Para saksi Bintang Bunting

Maksudnya judul di atas; ini adalah kata mereka yang udah baca Bintang-Bunting.... Makasih semuanya, semoga waktu dan komentar yang telah diberikan gak akan pernah sia-sia :)

geoVanNy
10/26/2008 5:44 pm

  • crita nya keren abissss....

    walau buku nya di pinjemin temen, ga nyesel deh...

    hehehehehe

    pengen baca cerita yang laen nya juga dari valiant budi

mEiTy
10/29/2008 11:25 am

  • Keren deh Novel Bintang Buntingnya, gak nyesel deh bacanya! aduh Mada sama Adam tuh kurang ajar bgt ya... tapi secara keseluruhan udah baik bgt, sangat menghibur, kocak, ceritanya gak bisa ditebak(walau gw pikir kok ada ya orang yg gak bisa bedain dunia nyata sama mimpi), and gaya bahasa yg happening abiez..hehehe
    Gw lagi nyari Novel Joker lo nih, tapi blm nemu2 abis terus di toko buku,
    Sukses terus dgn karya2nya ditunggu terus keluaran terbarunya...

LeeZ
11/8/2008 12:18 pm

  • hai valiant...
    gw dah baca bintang bunting beberapa bulan lalu..
    bukunya bagus...
    pertama kli liat d gramed langsung beli...

    sukses terus yah...
    dtunggu buku selanjutnya,,,

Dhino
11/15/2008 5:59 pm

  • met kenal mas...

    btw, slmt bwt bQ'y yG K E R E N bgt..

    kL blh tanya dpt inspirasi dr mana??

    apa emg sbtL'y ada org yG ky Audine??

EH ONE
12/26/2008 1:27 pm

  • Aku udah baca Joker, salut keren abis.
    Aku nggak bosen2 bacanya, ending yang ga terduga.

Iyan
01/16/2009 6:53 pm

  • Luar biasa..
    knp sy prtm kali trtrik sm novelx
    krn bintang
    hujan mngguyur kotaq hari itu. aq mnyusuri jln2 yg pnh sesak dng orng2 yg sm2 mmliki rutints enth monoton/tdk..
    hax utk mlangkhkn kaki ke sbuah toko buku dng backsound instrumen yg mmbuat pngunjungx betah brlama2 disana
    utk mncari skdr plepas mata lelah, q mlangkahkn kakiq ke rak yg brsi novel.Ah....sama saja, pikrq
    mataq tb2 trpku pd sbuah bku jdulx Bintang Bunting.apa mksudx?
    benar,q smpat brpikir sprt yg pnulisx tuliskn di dpn novelx
    Dirumah, dikamarku, tptx diats t4 tdur dng mndekap lutut yg kdinginan, aq mmbuka stiap lembarn novel itu & apa yg terjadi?aq mnemukn baxk ssuatu yg brhubungn tntng diriq di dlm sana
    Bintang..
    Mimpi..yg kata Freud adlh representasi simbolik dr kbthn..
    Cafe..,
    Laptop silver..
    Kesendirian..
    tdix q smpt bingung,penulisx cewe/cowo wlaupn ada Budix tp aq ragu,krn dy bs mnggambrkn so2k prmpuan sbgtu cermatx,krkter,&kbiasaanx. salut..
    Thanks ats inspirrasix yg scr tdk lngsng mmbantuq...

Bessa
10/13/2008 10:18 am

  • mas Val..BinBun'nya aku dah baca..
    bikin penasaran, 3 hari aku namatinnya..
    one word..spectacullar!!


  • geoVanNy
  • Posted 10/26/2008 5:44 pm
  • crita nya keren abissss....

    walau buku nya di pinjemin temen, ga nyesel deh...

    hehehehehe

    pengen baca cerita yang laen nya juga dari valiant budi


  • mEiTy
  • Posted 10/29/2008 11:25 am
  • Keren deh Novel Bintang Buntingnya, gak nyesel deh bacanya! aduh Mada sama Adam tuh kurang ajar bgt ya... tapi secara keseluruhan udah baik bgt, sangat menghibur, kocak, ceritanya gak bisa ditebak(walau gw pikir kok ada ya orang yg gak bisa bedain dunia nyata sama mimpi), and gaya bahasa yg happening abiez..hehehe
    Gw lagi nyari Novel Joker lo nih, tapi blm nemu2 abis terus di toko buku,
    Sukses terus dgn karya2nya ditunggu terus keluaran terbarunya...


  • -dEWi-
  • Posted 08/22/2008 11:54 am
  • udah baca bintang bunting-nya...cukup satu kata: KEREN!!!

Hero
10/12/2008 9:55 pm

  • 1 hari ini JOKER gw tamatin, baguuuus...ga sangka endingnya...
    Sukses ya...
[Loh, kok yang ini baru baca Joker?? Hehehehe :) ]

Ririn Melisha wrote at 12:59am
Hi Valiant!!
Your books are so fabulous!
Sebenernya pas dulu baca Joker gw cuma nyampe halaman tengah soalnya ngebingungin! Tapi pas beres baca Bintang bunting gw langsung bc ulang Joker and now I've got all of your points!
GILAAAAAAAAAAAAA KEREN GILAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Endingnya ngubrak-ngabrik angle yg gue kira (awalnya) cerita ... Read Moreaneh! Your books really tell like a life itself; awal2nya ngebingungin, tapi begitu dapet celahnya, semua langsung tergambar jelas! BRAVO!!! Gw lbh suka Bintang bunting sih krn lbh mateng dan covernya keren gila! Dan beda banget daripada buku-buku populer pasaran lain yg anehnya sering mejeng lama di rak bestseller
Aaaaaah, I'm your #1 big fan!

Selasa, 13 Januari 2009

Bintang Bunting Review

Terkejut dan terpana!

Itu reaksi gue kalo nemuin reviu buku sendiri di blog orang.
Apalagi kalo niat awalnya cuma mau blogging biasa aja; pengen baca yang seru-seru.
What a delightful surprise!
Makasih ya, yang udah rela ngebagi waktunya buat baca dan ngasih komentar... aaah... terharu :)



BOOK EXPERIENCE : BINTANG BUNTING

Taken from http://farisol.wordpress.com/2008/10/30/book-experience-bintang-bunting



Valiant Budi adalah seorang penulis muda yang cukup menjanjikan. Ini dibuktikan dengan karya pertamanya yang langsung mampu menembus nominasi Khatulistiwa Award 2007. “Bintang Bunting” adalah karya keduanya. Impresi awal saya mengatakan bahwa ini adalah sebuah buku yang unik. Sebuah dugaan yang kemudian memang terbukti benar setelah membaca bukunya.


Keunikan buku ini terlihat mulai dari pemilihan judul yang, diakui oleh penulisnya, memang terdengat ear-catching. Keunikan lainnya adalah tema dan plot cerita yang diusung. Cerita dalam buku ini bermuara pada fenomena yang dianggap hal yang biasa oleh manusia pada umumnya yakni mimpi. Hal biasa itu menjadi sesuatu yang luar biasa ketika mimpi itu tak bisa dibedakan dengan kenyataan. Fenomena itu menimpa Audine, seorang ibu muda yang memiliki kecenderungan untuk mengalami pingsan tiba-tiba dan kejadian – kejadian yang aneh berkaitan dengan mimpinya. Dia hampir tak bisa membedakan apakah suatu kejadian yang dialaminya beberapa saat lalu benar-benar terjadi ataukah sebuah mimpi belaka. Tentunya ini sangat mengganggu Audine.


Mada, seorang yang mengaku memiliki bakat indra keenam, kemudian membantu Audine dalam menghadapi masalahnya. Atas saran Mada pula lah, Audine menerapkan cara yang unik untuk membantunya membedakan mimpi dan kenyataan. Caranya adalah dengan menggunakan gambar bintang yang harus selalu digambar ketika Audine mulai menunjukkan tanda-tanda tak sadarkan diri.


Tak diduga, ternyata cara itu menuntun Audine menemukan kenyataan yang sangat menyakitkan. Gambar bintang itulah yang menjadi kunci terkuaknya pengkhianatan dan konspirasi habis-habisan oleh orang-orang dekat yang paling dipercayainya. Bagai trik permainan kartu yang ditunjukkan oleh orang Arab kepada Audine, konspirasi itu disusun sedemikian telitinya sehingga mampu meyakinkan Audine. Mereka memanfaatkan kelainan pada diri Audine yang memang sering pingsan tiba-tiba. Begitu menyadari kenyataan itu, Audine pun melancarkan serangan balasan untuk para pengkhianat itu.


Sebenarnya, buku ini secara parallel juga menceritakan Raeli, sahabat Audine yang mengalami sindrom kejiwaan yang membuatnya terobsesi pada kebersihan dan keteraturan serta ketakutan berlebihan akan kematian. Meski menghadapi terror kejiwaan, Raeli adalah sahabat Audine yang sangat dipercayai dan sering menjadi tempat berbagi rasa. Hubungan yang diawali dengan seringnya Audine mengunjungi salon Raeli berubah menjadi persahabatan yang erat. Meski secara tak langsung, keterikatan dengan Audine itu pulalah yang akhirnya membuat Raeli kemudian berani menghadapi ketakutan terbesarnya pada kematian.


Sebagai sebuah cerita, “Bintang Bunting” menawarkan sebuah jalan cerita yang kuat. Penulisnya juga sukses membangun jalinan teka-teki yang cukup rumit dan sulit tertebak. Pembaca seakan dituntun pelan-pelan pada kenyataan sebenarnya. Menurut saya, itulah kekuatan utama dari buku ini. Ditambah dengan gaya bahasa yang ‘gaul’ dan ringan, cerita ini semakin mudah untuk dinikmati oleh para pembacanya. Hanya agak disayangkan pengungkapan semua fakta dan dalang yang bagi saya agak terburu-buru. Mungkin jika sang penulis sedikit mau menahan kenyataan itu, pembaca mungkin agak lebih merasakan ketegangannya hingga klimaks.


Hal yang sedikit aneh menurut saya adalah cerita Raeli yang mendapatkan porsi cukup besar, meski saya duga, ‘hanya’ sebuah peran pembantu. Cerita itupun tak terlalu berkaitan atau mempengaruhi jalan utama cerita yakni seputar Audine. Mungkin sang penulis ingin lebih menandaskan pesan moral dalam cerita ini yakni keberanian dalam menghadapi ketakutan akibat ilusi pikiran sendiri.


Di sela-sela beberapa bab, terselip juga beberapa ornamen cerita singkat tentang sebuah peristiwa kriminal. Terus terang cukup membingungkan untuk menebak maksud penulis dengan menaruh ornament-ornamen itu karena tak semuanya berkaitan dengan jalan cerita. Baru di akhir cerita, kita bisa sedikit meraba-raba maksud sang penulis, walau bagi saya tetap saja terasa aneh.

Bagaimanapun juga, ini adalah sebuah buku unik yang aneh. Justru karena keunikannya itu pulalah buku ini menjadi menarik untuk disimak. Jangan-jangan nama Valiant Budi kembali terseret dalam nominasi Khatulistiwa Award tahun ini gara-gara sang “Bintang Bunting”.


Category:Books
Genre: Other
Author:Valiant Budi
Kalo kita baca buku atau novel,,walaupun
kita baru membaca setengah ceritanya,,
biasanya kita udh bisa nebak akhir jalan ceritanya..
Tapi tidak dengan bintang bunting,,
Sumpah gw ga kepikiran kalo akhir cerita
dari Bintang Bunting akan seperti itu..
Gw sama sekali ga bisa nebak akhir ceritanya
(apa krn gw yg bego ya??? heu)
Pokoknya bwt penggemar novel,,harus baca novel ini
coz menurut gw bintang bunting merupakan
salah satu novel yang isi ceritanya ga pasaran..

Salut dech bwt Buhpy atas bukunya yg cerdas ini...

Minggu, 24 Agustus 2008

Proses pembuatan cover bikin keblinger.

Yeah, mungkin lo gak akan peduli.

Tapi gue tetep pengen lo tau :P, kalo proses pembuatan cover sebuah buku gak semudah yang lo kira, juga gak seribet yang lo bayangin. Tergantung dari komunikasi antara penulis dan cover designer. (Juga pihak redaksi dan pemasaran, sih :) )

Biasanya, kalimat pembuka dari designer adalah,
"Mau konsep cover seperti apa?"

Walaupun dia udah baca draft novelnya, tapi tetep aja ide konsep akan berbeda dengan yang penulis punya. Dan agak-agak sulit juga buat ngegambarin yang ada di isi kepala, sampai akhirnya konsep tersebut "terpaksa" benar-benar digambar (dengan kemampuan yang seadanya).



Sebelah kiri adalah "usaha termaksimal" gue buat ngegambarin konsep cover Bintang Bunting, dan sebelah kanan adalah bagaimana cover designer gue mewujudkannya dalam bentuk nyata. Hehehe. Thx ya, Wil!

Review BINTANG BUNTING by Jody Pojoh

ReviewReviewReviewReviewBintang BuntingAug 15, '08 12:40 PM
for everyone
Category:Books
Genre: Literature & Fiction
Author:Valiant Budi
Valiant Budi Yogi menjadi salah satu nominator Penulis Muda Berbakat pada ajang Khatulistiwa Literary Award 2007 berkat novel perdananya yang bertajuk Joker : Ada Lelucon di Setiap Duka (GagasMedia, 2007). Kisah tentang seorang pemuda dengan kepribadian ganda seorang perempuan ini memang terbilang sangat menarik. Valiant Budi berhasil menggiring pembacanya ke dalam pusaran kisah yang nyaris tak terduga dalam teknik penceritaan yang mengalir cepat bak adegan-adegan film.

Sekarang, masih dengan penerbit yang sama, Valiant Budi menerbitkan novel yang diberi judul Bintang Bunting. "Kalo kamu pikir Bintang Bunting menceritakan seorang gadis cilik bernama Bintang dan hamil di luar nikah, maaf..., kamu salah," begitu pernyataan Valiant (hlm. Ix). Dan memang, Bintang Bunting bukanlah kisah tentang gadis kecil bernama Bintang yang bunting atau seorang bintang (film, sinetron) yang bunting.

Bintang Bunting adalah hikayat seorang perempuan muda bernama Audine. Dan Audine tidak bunting (maksudnya hamil) meskipun dia sudah bersuami. Suaminya, Adam, bekerja di sebuah agensi periklanan dan kerja sampingan sebagai seorang pemeran 'sinetron' reka ulang, tayangan reka ulang peristiwa kriminal. Mereka jatuh cinta bukan pada pandangan pertama tetapi pada aroma pertama. Saat itu, Audine hanya mengenakan handuk, sedangkan Adam hanya memakai celana dalam. Ceritanya, mereka sama-sama baru saja selesai berenang. Aroma menguar –namanya feromon, dan keduanya memutuskan untuk menjalin hubungan serius.

Setelah menikah dengan Adam, Audine yang pada masa kecilnya memiliki kebiasaan berjalan dalam tidur bingung membedakan mimpi dan kenyataan. Tentu saja, Adam terganggu dengan kebiasaan Audine. Suatu malam, Audine tiba-tiba meninggalkan apartemen, bertelanjang kaki sambil menenteng sepatu. Baru sesampainya di rumah Mada, seorang peramal, Audine menyadari bahwa pagi masih lama tiba.

Adam memang pusing dengan apa yang terjadi pada Audine. Tetapi Audine sendiri merasa tersiksa. Seingatnya, Adam yang sedang bertugas ke Manado baru saja menelepon dan menyebutkan jika pesawatnya delay karena cuaca buruk. Eh, tak berapa lama, suaminya telah ada di rumah, lengkap dengan piyama cokelat muda. Menurut Adam, dia sudah kembali malam sebelumnya, dan Audine yang membukakan pintu untuknya. Nah, kacau kan?

Mada menyarankan Audine untuk memperbaiki hubungannya dengan Adam. Dia berpendapat, hubungan Audine dan Adam sedang bermasalah karena belakangan mimpi-mimpi Audine selalu melibatkan Adam. Mada mengingatkan Audine untuk berhati-hati agar perkawinannya tidak berakhir seperti kariernya 7 bulan berselang. Bahkan, setelah membaca telapak tangan Audine, Mada menyuruh Audine untuk menghindari daerah Selatan, tempat keramaian dengan burung elang besar dan bercahaya (belakangan Audine tahu yang dimaksud Mada adalah Golden Eagle Hotel).

Audine tentu saja percaya dengan apa yang dikatakan Mada. Mada muncul secara tiba-tiba dalam kehidupan Audine. Sekitar 13 bulan silam, Audine sedang duduk-duduk di sebuah kafe ketika tanpa diundang, Mada sudah duduk manis di depannya. Dengan tangkas, Mada membeberkan isi mimpi dan perilaku Audine. Jadi, siapa yang tidak percaya jika Mada mengaku dirinya sebagai seorang peramal?

Selain Mada, Audine sering curhat banyak hal pada Raeli, seorang pemilik salon yang takut mati. Raeli tahu persis betapa bingungnya Audine memisahkan mimpi dan kenyataan. Dan saat ngobrol dengan dirinyalah Audine mendapat ide membedakan mimpi dan kenyataan. Sangat mudah, cukup menyediakan kertas dan pulpen. Audine akan memakai penanda untuk kejadian nyata, mencoret garis hingga membentuk simbol. Yang kemudian membentuk simbol bintang.

Suatu hari, ketika sedang tidak berada di apartemen, Mada menelepon Audine. Kata Mada, seseorang yang tidak Audine harapkan akan menemui Audine. Hal ini membuat Mada benar-benar merasa tak enak dan menyarankan Audine untuk datang ke rumahnya. Ketika pulang ke rumah untuk mengambil pakaian sebelum ke rumah Mada, Adam ternyata telah pulang kerja. Adam sedang berada di atas ranjang, ML dengan seorang perempuan lain! Lalu, dalam keadaan histeris, setelah sempat menggores sebuah garis di atas kertas, sebuah benda menimpa kepala Audine dan membuatnya pingsan. Ketika sadar, Adam mengatakan jika dia menemukan Audine dalam keadaan pingsan, pas pulang kerja. Audine tidak percaya, meski kemudian sadar, 'bintang'-nya kehilangan garis yang telah dicoretkannya.

Audine mesti melakukan sesuatu. Karena mimpi-mimpinya sering membuat bencana, dia memutuskan untuk tetap terjaga. Tetapi, lagi-lagi masalah datang, terjadi pembunuhan, dan Audine curiga dirinya telah membunuh. Dalam kungkungan depresi, Audine memutuskan berlibur. Maka, ia pergi ke Pulau Seribu. Tetapi, Mada memberi tahunya jika Pulau Seribu bukan tempat yang aman bagi Audine. Akhirnya, Audine memutuskan pergi ke Turki, tempat Adam melamarnya dulu.

Sayangnya, sekembalinya dari Turki, masalah tidak juga hilang. Beberapa kejadian menimpanya, benaknya meraba berbagai kejanggalan, dan ia menemukan garis-garis yang membentuk bintang yang dibuatnya mengalami perubahan. Gambar bintangnya mendadak bunting!

Sebenarnya, apakah yang terjadi pada Audine? Benarkah Audine sungguh-sungguh tidak bisa membedakan mimpi dan kenyataan? Pertanyaan-pertanyaan ini akan terjawab setelah pembaca usai meniti plot yang terentang dari awal hingga akhir novel kedua Valiant Budi ini.

Sekali lagi, seperti yang dilakukannya dalam Joker, Valiant menunjukkan dirinya sebagai penulis yang piawai memadukan percintaan, saspens, dan komedi (dalam kadar secukupnya) untuk menghasilkan sebuah novel kontemporer. Cerita berpilin yang disodorkan terbilang menarik, mengayun cepat dalam plot yang menyediakan cukup tikungan untuk menciptakan rasa penasaran pembaca.

Untuk mengelaborasi kisah dalam novel ini, Valiant menggunakan gaya penulisan yang asyik dengan bahasa lincah dan bumbu pengetahuan populer yang mungkin akrab bagi pembaca kosmopolitan. Keseluruhannya memikat, menghadirkan sebuah novel mutakhir yang tidak basi.

Di sela-sela plot, kita bisa membaca potongan-potongan cerita/info yang nyaris semuanya lepas dari alur dan konflik novel. Jika disimak dengan teliti, ternyata itu adalah potongan-potongan acara televisi: berita, iklan, acara kriminal, dll. Meski beberapa di antaranya melibatkan hasil pekerjaan Adam (yang ternyata tidak cuma pekerja periklanan dan pemain 'sinetron' reka ulang), potongan-potongan acara ini tidak mempengaruhi isi novel. Dengan kata lain, jika dihilangkan, novel tidak kehilangan greget. Gaya seperti ini mungkin hanya cara Valiant untuk menghadirkan novelnya sedikit berbeda dengan kebanyakan novel.

Khusus untuk Raeli, pemilik salon yang kenal baik dengan Audine dan Adam, Valiant memberikan porsi penceritaan yang cukup banyak. Kisah Raeli mengatasi ketakutan akan kematian berkembang menjadi sebuah plot sendiri, yang sayangnya, juga, tidak memberi kontribusi berarti bagi novel. Untunglah, Valiant membentangkan kisah Raeli ini dengan menarik, sehingga keberadaannya melengkapi keasyikan novel.

Dalam menyingkapkan penyebab kekacauan hidup Audine, Valiant tampaknya agak tergesa. Padahal, dengan sedikit dikekang, efeknya akan lebih menggedor. Ya, paling tidak, Valiant seharusnya sedikit sabar memberi tahu siapa sebenarnya Mada.

Sedikit spoiler, Valiant juga melewatkan penjelasan yang akurat mengenai motivasi tindakan si pengacau kehidupan Audine. Apakah hanya sekedar cinta atau juga karena harta (Audine adalah seorang kaya)? Atau hanya sekedar untuk main-main? Kalau sekedar main-main, untuk apa cape-cape baca novel ini?

Tetapi, Valiant tetap memiliki kecakapan untuk tidak membuat novelnya terpuruk menjadi tidak menarik. Setelah pengungkapan yang tergesa, Valiant masih menyisakan kejutan yang tak terduga di penghujung novel. Tidak semua yang terkesan sebagai lanturan, tidak punya kontribusi terhadap bangunan konflik novel.

Bagi saya, Bintang Bunting adalah sebuah novel yang wajib dibaca. Sebagai penyuka film, terutama dengan konflik berbelit, saya melihat novel ini seolah-olah melompat keluar dari kerumunan film-film Holywood. Barangkali, penonton setia film-film Holywood akan segera merasa dejavu dengan model cerita dalam novel ini. Namun, tentu saja Bintang Bunting tetap merupakan karya asli Valiant Budi.

Tidak selalu saya bisa membaca novel yang asyik. Bintang Bunting memberikan saya kenikmatan membaca –meski tidak sampai 'orgasme'. Begitu mulai, saya ingin segera menuntaskan seluruh novel, secepat-cepatnya. Saya berharap, dari penulis yang sama, akan terus muncul novel-novel baru dengan tema berbeda yang enak dibaca. Dengan saran, tentu saja, terus belajar untuk merancungkan teknik penulisan dan bertutur.


Data Buku:
Judul Buku: BINTANG BUNTING
Penulis: Valiant Budi
Penyunting: Mumu Aloha
Terbit: Cetakan 1, 2008
Tebal: xvi +324 hlm; 13 X 19 cm
Penerbit: GagasMedia

reply

Copy from http://percikanku.multiply.com/reviews/item/28

Sabtu, 29 Maret 2008

PREVIEW

<-->

Beberapa orang beruntung menemukan anugerah melalui mimpi. Seperti Newton yang menemukan gaya gravitasi saat tertidur kemudian terbangun oleh jatuhnya buat apel. Atau pengarang komik Flash Gordon yang mendapatkan inspirasi perjalanan manusia ke bulan melalui mimpinya sebelum benar-benar diwujudkan Neil Armstrong.

Tapi Audine belum seberuntung itu, teror dan ketakutan saling menguatkan dan mengaitkan satu sama lain akibat alam mimpinya. Dalam semalam, Audine bisa bangun empat kali, hanya dalam satu mimpi. Mimpi baginya adalah bunga tidur yang berduri. Durinya selalu membuat jiwa Audine berdarah setiap bangun.

...
<-->

...

“Lo tau, rasanya ditinggal mati orang-orang yang lo sayangi?”

Si kapster terdiam.

“Dan lo tau gak, gimana rasanya kalo orang yang lo sayangin itu meninggal dengan cara dibunuh sama orang yang kemudian bunuh diri?”

Si kapster mulai menggigil melihat aura wajah Raeli yang tampak tidak sedap.

“Kalo lo pernah ngalamin yang gue alamin, lo bakal berharap kalo surga dan neraka itu benar-benar ada!

...

<-->

...

Mungkin beberapa orang akan mati di jalan layang itu.

Entah dari mana datangnya bisikan itu, membuat Raeli bergidik ketika mencermati para pekerja bangunan.

Mungkin salah satunya adalah aku!

Raeli mulai berkeringat dingin.

Mereka sedang merancang alat pengantar kematianku!! Bagaimana kalo ternyata salah satu beton yang sedang mereka bangun suatu saat nanti akan menimpa kepalaku sampai remuk sebadan-badan?


Cerita Bintang



Sudah lama seharusnya penulis Indonesia seperti Valiant Budi. Ia mendokumentasikan jaman modern dalam grafik novel yang tidak melulu tulisan. Bintang Bunting is a must have book, untuk menunjukkan pada generasi mendatang kalau novel Indonesia nggak kalah bersaing.

Bintang Bunting menyeruak dari gelapnya rimba tulisan yang monoton di Indonesia. Gula-gula bagi mata dan jiwa. Perpaduan antara karya pintar dan timing yang tepat. Kalo Bintang Bunting dibuat filmnya, sutradaranya harus sekelas pemenang Oscar.

Pandji Pragiwaksono & Gamila
Announcer – Rapper – Singer
www.kejutan2008.com

++++++++++++++++++++++++++++++++


Bintang Bunting adalah tipe novel yang ngga akan cuma kamu baca sekali. Bintang Bunting adalah tipe novel yang akan kamu bawa ke mana aja untuk dibaca. Bintang Bunting adalah tipe novel yang ngga akan kamu tunda untuk membacanya sampai selesai. Seru, SELALU bikin penasaran, dan KEREN. Valiant selalu membawa pembaca ke tikungan tajam yang penuh kejutan. Setelah JOKER, sekarang Bintang Bunting, saya yakin selain saya, banyak orang yang selalu menunggu karya selanjutnya dari Valiant Budi Yogi. Valiant Budi Yogi is a wonderful storyteller.

--Ninit Yunita, An Author

www.istribawel.com

++++++++++++++++++++++++++++++++

Bintang Bunting bikin macem-macem senam di wajah saya.

Pertama senam dahi, berkerut mikir sama suspense cerita di novel ini, sambil agak takut-takut, sih!.

Kedua, senam mulut karena melongo akibat kagum sama alur cerita, setting, dan tokohnya yang unexpected dan bikin nagih….

Ketiga; senam ketawa… karena Bintang Bunting ini siap bikin kamu ketawa-tawa geli.

Bintang Bunting karya yang brilian. A Mixture of suspense, comedy, romance, and ‘ke-lebay-an’ J. Well, I must say I love every line of it! I honestly think it is a must read novel, guys! In the end, cuma satu kata yang mewakilinya; spektakuler!!!

Bintang Bunting, ngebikin Valiant Budi jadi penulis favorit saya :)
-- Noni Wibisono, News Anchor & Announcer

++++++++++++++++++++++++++++++++


Membaca buku itu sangat penting! Sayangnya, Bintang Bunting tidak penting untuk dibaca, tetapi sangat penting untuk dibeli!!!

-- oomleo. Musician, author & announcer.
www.goodnightelectric.com

++++++++++++++++++++++++++++++++

Gebrakan baru di dunia pernovelan Indonesia. Dengan bahasa yang lincah, cerita yang meliuk liar, dan puzzle yang sulit terurai, pembaca akan terus membolak-balik halaman dengan serakah.

Di akhir, Anda yang memutuskan, apakah Valiant Budi adalah orang yang jenius atau gila?

-- Farida Susanty. Penulis Dan Hujan pun Berhenti.
Penulis Muda Berbakat Khatulistiwa Literary Award 2007.

++++++++++++++++++++++++++++++++

Gara-gara Bintang Bunting, tas gue jadi berat banget, karena dibawa-bawa terus. Ganggu konsentrasi, deh! Bikin curi-curi baca di waktu kerja!

Membuyarkan lirik-lirik lagu yang harusnya gue kumandangkan! Hihihi!

Jarang banget buku dengan tema dan alur kayak Bintang Bunting. So unpredictable! I love this book!

-- Kiki, Singer of KSP & Empat Mata


Psssst!!!!




“Bener-bener kaya mimpi….
Kalo emang iya, moga-moga gak akan pernah kebangun.
Kalo kebangun moga-moga beneran kejadian.”

Bagi Audine, batas antara mimpi dan alam nyata begitu tipis. Bahkan, Audine membutuhkan Mada, sang peramal, dan petunjuk dari gambar bintang untuk bisa membedakan:mana mimpi-mana kenyataan.

Audine lupa, bintang yang ia gambar tidak seperti mitos bintang jatuh. Make a wish and your dream will come true. Setiap coretan garis bintang membawanya pada sebuah kenyataan. Sayang, kenyataan tak selalu sesederhana yang terlihat, ia bisa lebih kejam dari fantasi di alam mimpi.

Namun, saat tak ada harapan dalam keputusasaan, ternyata bintang-bintang itu memberi petunjuk lebih dari yang dibutuhkan....

Dan kali ini, tak ada pilihan lain bagi Audine selain tetap terjaga!